Cerita Cerita

         Karena lagi nggak punya ide buat nulis cerita fiksi, lebih baik gue cerita yang lain aja ya (buat menuhin blog).
       Tentang, masa kecil gue dan gue yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Iya, cerita masa kecil. Kedengarannya klasik sih. Tapi, di sini gue nggak bakal cerita-cerita tentang siapa gue, siapa orang tua gue, sahabat-sahabat gue, guru-guru gue, atau tetangga gue sekalipun. Gue cuma pengen cerita kenapa gue seneng banget bercerita. That's it.

Courtesy of Google
      Tapi sebagai awalannya, gue bakal cerita sedikiiit aja tentang gue di masa kecil. Seperti kebanyakan anak kecil lainnya, gue suka main bareng temen-temen. Dan biasanya jenis permainan yang gue mainin bersama  temen-temen, sesuai pada perkembangan 'musim'. Dulu ada yang namanya musim main wayang (ini semacam main kartu yang dinamakan dengan wayang, gue juga nggak tau kenapa dinamakan wayang yang jelas-jelas bentuknya kartu), musim main layangan, musim main monopoli, musim main kelereng, musim main karet, musim main egrang, musim memancing, dan sebagainya. Pokoknya jauuuh banget dari yang namanya main playstation, paling banter ya main tamagochi dan gameboy, itu juga cuma beberapa anak yang punya (termasuk gue yang dari kecil udah nyusahin orang tua). Tapi ada satu hal yang jarang banget anak kecil pada saat itu mainin. Mungkin cuma gue yang asyik dengan permainan itu. Yaitu adalah permainan... ngegambar dan berceloteh sendirian.
            Oke, gue nggak tau apa yang disebutkan pada kalimat terakhir paragraf sebelumnya itu bisa disebut permainan atau bukan. Tapi yang jelas, dulu gue sering banget ngabisin waktu lama (berjam-jam) cuma buat ngegambar dan berceloteh sendirian. Sebenarnya itu bukan hal langka/aneh jika itu dilakukan bareng-bareng dengan temen (atau seenggaknya ada yang tau kalau gue lagi 'bermain' saat itu). However, bahkan orang tua, kakak, temen, dan para tetangga, sampai sekarang nggak pernah tau apa yang dulu gue lakukan tiap pulang sekolah di pojokan teras rumah. Dan makanya, ini adalah rahasia yang gue share sama kalian yang baca postingan ini.
             Gue cuma butuh tegel (semacam keramik jaman dulu), pecahan genting, dan serbet. Dan jika semua itu sudah terpenuhi, 'teater' Heru segera dimulai dengan cerita-cerita yang tiap hari diganti. Tegel digunakan untuk papan gambar, pecahan genting sebagai kapur, serbet sebagai penghapus setiap scene/adegan yang berganti-ganti. Sebenarnya gue bisa aja beli kapur atau minta kapur di sekolah, tapi somehow, gue lebih suka ngegambar dengan pecahan genting yang goresannya berwarna merah.
           Gue ngegambar beberapa karakter yang disambung-sambung menjadi sebuah cerita. Ceritanya juga diadaptasi dari beberapa sinetron, film, telenovela, drama kolosal yang lagi booming pada jaman itu. Dan setiap karakter dinamakan dengan nama rekaannya masing-masing, tapi gue juga sambil ngebayangin kalau karakter/tokoh tersebut dimainin sama artis-artis yang juga lagi terkenal. Artis Indonesia yang sering banget jadi 'artis' gue adalah Tia Ivanka dan Paramitha Rusady. Mereka selalu jadi peran utama dalam 'sinetron' gue. Lalu kalau hollywoodnya, gue sering pakai Britney Spears dan para personil Backstreet boys (padahal kan mereka penyanyi!! Mungkin cuma mereka artis internasional yang dulu gue tau). Kalau gue udah main itu, rasanya dunia cuma milik gue. Disuruh makanpun susah.
            Rutinitas tersebut berhenti saat gue duduk di kelas 3 SMP. Saat itu gue udah mulai mengenal dunia tulis menulis. Jadi cerita apapun yang terbesit di pikiran gue, gue tulis aja menjadi sebuah cerpen. Kebetulan waktu itu gue dapat tugas pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengarang indah. Mungkin kalau murid 'normal' lain bakal nulis cerita tentang 'keluarga', 'berlibur di rumah nenek', 'cita-citaku', 'rumahku yang indah', atau 'teman baruku di kelas'. Tapi gue apaan? Guess what? Gue nulis sebuah cerpen (lebih pendek dari cerpen mungkin) yang berjudul PEMBANTAIAN WANITA SETAN. Tengsin sih tengsin (ya sama guru, temen-temen). Tapi toh temen-temen pada rebutan buat baca ntu cerita dan mereka sok-sokan memuji dan merasa ketakutan gitu karena ceritanya yang genrenya horror (padahal ceritanya nggak serem-serem amat). Ada juga yang besoknya bilang: "Her, gara-gara cerpen kamu, aku jadi nggak berani ke toilet sendirian. Merinding banget." Katanya dengan gestur tubuh yang aneh. Dan gue tersenyum sambil membatin : LEBAY!! (dulu mungkin belum mengenal istilah "lebay" kali ya).
           Semenjak saat itu, gue mulai kerajinan buat nulis cerita-cerita pendek. Kebanyakan sih genrenya horror, seperti (yang gue inget) 'Apartement 13', 'Hantu SMP', dan kayaknya ada juga yang genre komedi. Yang gue inget sih, 'Adolescent', 'Dunia Remaja, sama '3 cewek, 1 cowok'. Judulnya aneh-aneh ya?? Dan waktu itu gue tulis dengan tulisan tangan lho (bangga)
         Masuk SMA, gue mulai merambah penulisan cerita yang rada panjang. Tapi saat itu gue nggak tau kalau ternyata nulis novel itu butuh mood yang bagus.  Awal menulis sebuah cerita, gue semangat banget. Tapi menjelang bab-bab pertengahan, mood gue udah mulai ilang ketika gue udah menemukan ide cerita yang lain. Dan begitu seterusnya, sampai pada akhirnya cerita panjang gue nggak ada yang terselesaikan dengan sukses. Ya itu masalahnya, karena mood turun dan di pertengahan gue selalu menemukan ide cerita yang menurut gue lebih menarik. Tapi seenggaknya gue masih inget cerita-cerita novel yang hanya berakhir sebagai sebuah draft. Diantaranya adalah:
1. AFI 13
    Ini lagi jamannya AFI (Akademi Fantasi Indosiar). Dan gue salah satu fans fanatik dari program tersebut. AFI 13 adalah cerita yang bergenre horror. Tentang seorang cewek yang kepengen banget jadi akademia AFI. Tapi dia selalu gagal audisi dari AFI 2 sampai AFI yang ke 12. Di AFI 13 lah, dia akhirnya berhasil masuk menjadi akademia. Karena saking ambisiusnya, dia nggak pengen tereliminasi. Akhirnya dia  tega meng-'eliminasi' para akademia yang lain supaya hanya dia yang bertahan dan menjadi juaranya. Itu cerita thriller pertama yang terlintas di pikiran gue.

2. Mengejar Fajar
    Kalau yang ini cerita tentang anak kos yang bernama Fajar. Dia yang kekanakan dan manja akhirnya harus rela hidup di sebuah rumah kos. Di tempat tersebut dia  harus beradaptasi dengan temen-temen kosnya yang pada jail dan jorok. Awalnya  dia sama sekali tidak nyaman hidup semacam itu, namun karena seseorang, dia harus bertekad menjadi Fajar yang mengejar 'Fajar'nya sendiri sebelum senja buru-buru datang.

3. Badge : Sebuah papan nama
    Cerita tentang seorang siswi yang dibunuh oleh temen-temennya sendiri. Dan akhirnya sebuah badge yang mengungkap siapa pembunuh sebenarnya. (nggak dilanjutin karena gue bosen dengan ceritanya)

4. Aku Sedang Cinta-Cintanya Sama Kamu
     Tentang cewek yang disakiti, terus dia menemukan seorang pria lain. (nggak dilanjutin karena gue ngerasa kalau ceritanya mirip sama film 'Ada Apa Dengan Cinta' meskipun beda latar belakang)

   Dan sebenarnya masih ada beberapa yang nggak gue inget. Tapi dari beberapa konsep yang gagal tersebut, ada sebuah cerita yang berhasil diselesaikan pada saat gue kelas 12. Judulnya D'MYTH (dibaca Demit). Tapi sayang, naskahnya dipinjem sama temen dan sampai sekarang belum dibalikin (mungkin udah ilang)

    Di kelas 11 dan 12, gue udah  jarang produksi cerita-cerita lagi karena gue udah mulai freak sama yang namanya film, novel dan komik.

     Dan akhirnya ketika masuk kuliah, gue udah mulai ngurangin membeli yang namanya novel (karena passion baca gue udah mulai menipis). Dan gue juga stop membeli DVD Film original setelah mengenal yang namanya DOWNLOAD. Tapi seenggaknya ada sebuah novel yang gue selesein di awal-awal kuliah, judulnya SEJATI, SEHATI. Sempet dikirimin ke penerbit, tapi dibalikin lagi dan disuruh revisi. Tapi gue males, nunggu kabar dari penerbitnya aja berbulan-bulan, dan gue juga udah agak lupa dengan ceritanya.
     Lalu karena sebuah part cerita di novel SEJATI, SEHATI yang katanya menarik, gue bikin sebuah mininovel yang sinetron banget, yang terinspirasi dari part tersebut (Tapi nggak ada hubungannya sama novel SS). Judulnya THE CRUEL BROTHER (gue sebenernya malu sama nih cerita).
     Lalu, rehat sejenak karena nggak ada inspirasi satu pun untuk menulis sebuah cerita novel. Hingga pada pertengahan tahun 2011, akhirnya gue menyelesaikan naskah berjudul LOVEPSIKIS, sebuah cerita horror yang bernuansa psychological thriller. Itu adalah cerita novel terpendek yang gue tulis karena entah mengapa gue takut  jadi psycho beneran kalau nulis lebih panjang dari itu. Masa iya sepanjang nulis cerita tersebut, yang ada di pikiran gue adalah... gimana menciptakan pembunuhan yang sadis, yang pelan-pelan tapi menyakitkan, dan puisi kematian.
     Kemudian, di awal 2012 (tepatnya 22 Februari), gue menyelesaikan naskah teen romance yang gue beri judul MY SWEET-CONFUSED FURROW: I'm sad in love, pokoknya yang intinya galau dan yang alurnya belok-belok, maju-mundur, atas-bawah. Lalu naskah terakhir yang gue selesaikan tanggal 23 Oktober kemaren, judulnya DE JALOVU: 'Sebuah Klise Cinta yang berDe Javu'.
      Sekarang, gue lagi nyari-nyari inspirasi dan mood lain lagi buat nulis sebuah cerita yang baru dan beda dari yang sebelum-sebelumnya (beda cerita, gaya dan genre). Dan, saat ini gue juga lagi sibuk nyari-nyari kerjaan (real job) dan sesekali membaca hasil karya/postingan dari temen-temen.



          

Komentar

  1. Hampir sama sih cerita masa kecilnya, cuma 'keautisan' yang beda.
    sekarang lo sibuk banget ya

    BalasHapus
  2. setuju sama anis.. nggak nyangka lu seautis itu... hahahhaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer